Sunday, 29 November 2015

Tangis

Biarkan aku menangis...
Tangis saat hujan merintik perih...
Karna mungkin hanya itu yg sanggup aku lakukan..
Sejak sajak teredam luka parut..
Sejak kata terucap bagai sebilah pisau...

Tuhan..
Hanya engkau yg tau...
Hanya engkau yg mengerti...
Hanya engkau yg empati...

Tuhan...
Tak pernah kulakukan apa yg mereka tuduhkan padaku...
Tak pernah ku maksud malu yg sebesar itu...
Bahkan harga diriku tak mungkin mengizinkan kebodohan senaif itu...

Tuhan...
Salahkah jika manusia mempunyai rasa..
Salahkah jika aku memiliki cipta...
Bukankah itu tak salah tuhan...

Mungkin salahku hanya karna tak sanggup aku meredamnya...
Mungkin memank salahku jika mereka melihat rasaku yg berpendar begitu terangnya...

Tpi tuhan..
Memang sungguh hanya kau yg tau...

Tak pernah kurendahkan diriku senista itu...
Tak pernah kupaksakan asa ku pada siapapun..
Tak pernah kupojokkan seorang hamba hanya demi egoku..
Hanya demi rasa disayangi...
Bahkan pada seorang ibuku sendiriku pun tak pernah...

Aku ini hanya hamba nista..
Penuh dosa...
Aku tau dimana tempatku berada...

Tuhan...
Kadang aku lelah dengan dunia mereka...
Dunia yg pernuh intrik curiga...
Dunia dimana kata yg maya bisa berbalik melompat bahkan menerjang makhluk tuhan yg fana(manusia)...
Dunia dimana beralur kata dapat menusuk manusia hingga habis darahnya...

Tuhan...
Mungkin sujudku tiada guna...
Mungkin tangisku tak tertuang untuk percuma...
Tapi hanya itu tuhan..sungguh hanya itu...
Yg kini dapat aku jeda-kan...

Tuhan...
Janjiku...ini janjiku...
Setelah tangis yg luruh ini...
Kan kubuat dunia mereka terguncang..
Bukan....tak untuk kuhancurkan...

Kan kubuat mereka menyesal telah menginjakku...
Kan kugiring mereka melihat dibalik topengku...
Kan kupancang mereka dengan kesuksesanku...
Kan kubuat mereka malu dengan semua fitnah itu...

Tuhan..ya,,hanya padamu tuhan...
Kupastikan itu...

Karna tangis ini tlah sering luluh..
Terlalu sering tuhan...
Hingga tergantikan oleh darah melumuri hati yg koyak...

Maka biarkan aku tuhan..
Biarkan kupastikan itu...

Sunday, 18 October 2015

Melodi hujan....

Bagiku...
Hujan menyimpan senandung liar yg membisikkan 1001 kisah..
Tiap tetesnya yg merdu,,
menyuarakan nyanyian alam yg membuatku rindu mengendus bau tanah...
Butir-butir yg jatuh menapak diatas daun,,
mengalir lurus menyisakan sebaris air di rerumputan......

Sejuk...
Mirip embun...

Seperti saat ini..
Hidup yg kujalani...

Aku bisa merasakan senja yg bercampur dengan tanah basah sepeninggalan hujan...
Seperti kanvas putih bersih,,
yang tersapu warna-warna homogen indah...
Dentingan sisa-sisa hujan diatas atap,,
terasa seperti seruling alam yg bisa membuatku memejamkan mata....


Tenang.....


Melodi hujan,,
biar kusebut seperti itu......
Saat semua ketenangan bisa kudapat,,
tanpa harus memikirkan apapun...

Saturday, 17 January 2015

Menunggu Mati

Terdiam disini..
saat keriuhan melingkupi..
Sendiri..
berjuang melawan pedih..
Sakit pedih perih semua berkumpul di diri..

Sakit yg menyerang raga..
Menggerogoti dengan semua vitamin obat dan therapy..

Pedih mengekang hati..
Saat kembali dihantam sepi..
Saat harus menerima semua ketidak acuhan..
Saat dihantam kenyataan..
Bahwa pada dasarnya diri ini hanya sendiri..
Kembali ke fitrah diri yg hakiki..
Tak ada keluarga..teman atau apapun..
bagai batu ditengah pasar..
Ada..ditendang..dilemparkan..
tpi tak berarti..

Perih melawan semua cobaan..
Perih menunggu mati..
Perih menunggumu Ayah..

Ya Allah..hamba ikhlas..
Sungguh ikhlas...
Ambillah sudah..
Bukan tanpa tangis saat hamba pergi..
Hamba tau...
Tpi hambapun tau itu hanya air mata kepuraan..
Airmata kewajiban saat ada yg dikatakan keluarga pergi..
Air mata peluh saat dikatakan yg diambil adalah anaknya...

Ambillah sudah..
Hamba ikhlas..
Hamba lelah..
Ambillah saat hamba masih sanggup tersenyum..
^_^

posted from Bloggeroid